BANGKOK, NAGARA.ID – Jakraphanth Thomma, seorang oknum tentara Thailand yang membunuh 21 orang dalam penembakan massal di kota Nakhon Ratchasima, Thailand telah ditembak mati oleh pasukan keamanan, kata polisi Thailand.
Jakraphanth Thomma pada hari Sabtu (08/02) membunuh komandannya sebelum mencuri senjata dari sebuah kamp militer.
Dia kemudian melanjutkan serangannya di sebuah pusat perbelanjaaan dan terus menggungah kabar terbaru di sosial medianya.
Hingga kini, motif penembak masih belum jelas.
Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, juga dikenal sebagai Korat, masih ditutup pada hari Minggu (09/02).
Tak lama setelah pukul 03:00 waktu setempat, suara tembakan terdengar ketika pasukan keamanan menggerebek gedung itu, berusaha mengusir pria bersenjata itu.
Pasukan keamanan Thailand mengevakuasi orang-orang dari pusat perbelanjaan Terminal 21
Beberapa orang digiring keluar dari pusat perbelanjaan, tetapi belum diketahui berapa banyak orang yang masih terperangkap di dalamnya.
Pada pukul 09.30 waktu setempat, polisi mengonfirmasi bahwa pria bersenjata itu telah ditembak mati, namun hingga kini belum ada detail terkait bagaimana hal itu bisa terjadi.
Laporan sebelumnya mengatakan pria bersenjata itu berusaha melarikan diri melalui bagian belakang gedung.
Orang-orang mengatakan mereka bersembunyi di bawah meja di pusat perbelanjaan sebelum mereka berhasil melarikan diri
Salah satu orang yang dibebaskan mengatakan kepada BBC bagaimana dia dan yang lainnya bersembunyi di kamar mandi di lantai empat, sebelum melarikan diri ke lantai dua dan bersembunyi di bawah meja restoran selama tiga jam.
Mereka mengaku mendengar setidaknya empat tembakan sebelum dia melihat beberapa tentara dan bisa menyelamatkan diri.
Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul sebelumnya mengatakan bahwa 16 orang tewas di lokasi penembakan, dengan empat lainnya meninggal di rumah sakit.
Sebanyak 31 orang telah terluka, dengan 10 dari mereka dalam kondisi kritis. Namun ada kekhawatiran jumlahnya bisa lebih dari itu.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (08/02) sekitar pukul 15.30 waku setempat di kamp militer Suatham Phithak, tempat komandan, yang disebut bernama Kolonel Anantharot Krasae, terbunuh.
Bangkok Post mengatakan seorang perempuan berusia 63 tahun, ibu mertua dari komandan tersebut, dan seorang tentara lain juga terbunuh di sana.
Tersangka kemudian mengambil senjata dan amunisi dari kamp sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee.
Dia kemudian menembaki sejumlah lokasi sebelum tiba di Terminal 21 sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Rekaman media lokal tampak menunjukkan tersangka keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan ketika orang-orang melarikan diri.
Rekaman CCTV menunjukkan dia di dalam pusat perbelanjaan dengan senapan di tangannya.
Rekaman lain menunjukkan kebakaran di luar gedung, dengan beberapa laporan mengatakan itu disebabkan oleh tabung gas yang meledak ketika tertembak peluru. Salah satu unggahan media sosial tersangka menampilkan gambar dirinya dengan api di latar belakang.
Perdana Menteri Chan-ocha mengikuti perkembangan dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga mereka yang terbunuh, kata seorang juru bicara.
Selama penembakan di pusat perbelanjaan berlangsung, tersangka selalu mengunggah status di media sosialnya. Salah satunya di akun Facebook, menanyakan apakah dia harus menyerah.